Pages

Minggu, 25 November 2012

Manajemen Database


                                      Perbandingan Manajemen Database
BCA
Bank BNI
Datawarehouse adalah solusi utama dari pendistribusian database yang ampuh untuk mensupplay data yang dibutuhkan oleh BCA, sehingga sistem tetap berjalan dengan baik dan tidak mengganggu proses bisnis, seperti over load dan stack pada server karena kelebihan beban akses dari 814 cabang dan 5 ribu lebih ATM yang tersebar diseluruh Indonesia. Data Warehouse juga merupakan sebuah system yang dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan, BCA jelas memanfaatkan Data Warehouse ini, terbukti bahwa Henry Koenaifi, direktur PT Bank Central Asial Tbk. Yang bertanggung jawab atas pengelolaan Unit Bisnis Kredit Konsumer, Unit Bisnis Kartu Kredit, dan Personal/Individual Banking. Mengatakan bahwa BCA tetap bisa bertahan dari produk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan suku bungan yang fix dan cap  Walaupun tidak tertutup kemungkinan bahwa database juga juga bias kacau karena kesalahan user dalam menginputkan data. BCA saat ini memiliki dua mainframe di dalam negeri. Karena setiap transaksi ditangani secara mirroringpada kedua mainframe tersebut, maka setiap lokasi dapat beroperasi secara independen untukmenangani keseluruhan beban operasi Bank. BCA juga memiliki mainframe yang berfungsi sebagaiDisaster Recovery Center di Singapura, yang dipersiapkan untuk memastikan kelangsungan operasional dasar jika terjadi bencana yang bersifat katastrofi  di Jakarta.Untuk meningkatkan keandalan dan ketersediaan jaringan, BCA telah mengimplementasikan sistemkomunikasi redundant dengan kapasitas bandwith yang memadai pada seluruh cabang utama.Redudansi jaringan (network redundancy) ini merupakan komponen penting dari sistem TI kami untukmemberikan sistem jaringan yang dapat diandalkan dengan kinerja yang cepat (real time). Redundansisistem jaringan tersebut dapat mencegah kegagalan pada satu titik dan memungkinkan jaringan pulihsecara mandiri jika terjadi kegagalan, tanpa mengakibatkan interupsi atau kehilangan data. BCA hingga kini masih mengembangkan sistem dua data center yang saling mem-back up. Tujuannya, jika ada masalah di salah satu data center, yang satu lagi akan mem-back up dan mengambil alih tugas. Berbeda dengan kebanyakan bank lain, BCA memisahkan antara data center dan disaster recovery center (DRC)-nya. Sistem DRC telah dimiliki BCA sejak 1989. Sejak 2002, sistem DRC ini ditempatkan di Singapura dan dipercayakan pada IBM untuk mengelolanya.
Setiap ATM BNI terhubung ke satu database account database, sistem akuntansi cabang local, sistem keamanan dan sistem pemeliharaan. Sistem ini terhubung  ke usage database yang memantau bagaimana jaringan ATM BNI digunakan dan ke sistem counter cabang local. Sistem counter ini memberikan layanan seperti backup dan pencetakan. Didalam mendistribusikan pemerosesan jika pilih system client-server dengan model thinclient bermasalah dengan skalabilitas dan kinerja sedangkan model fat-client bermasalah dengan manajemen sistem. Pada arsitektur three-tier client-server terdapat system komputer yang terhubung ke jaringan. Satu komputer server dapat menjalankan pemrosesan aplikasi dan satu komputer server yang lainnya digunakan untuk manajemen data aplikasi sebagai server logika yang terpisah.
Pada system ini database nasabah bank biasanya berada pada komputer mainframe menyediakan layanan manajemen data, web server menyediakan layanan aplikasi seperti fasilitas untuk menstransfer uang tunai, memunculkan kalimat-kalimat, membayar tagihan dan lain-lain sedangkan komputer nasabah dengan bowser internet merupakan client. Penggunaan sistem ATM pada bank BNI ini terdapat beberapa kendala yang berkaitan dengan:
.                   Kompleksitas banyaknya layanan yang menjadikan suatu arus lalu lintas layanan yang berdampak pada kinerja sistem. Kinerja sistem tidak hanya tergantung pada kecepatan eksekusi satu prosesor saja, tetapi pada bandwith jaringan dan kecepatan berbagai prosesor pada jaringan tersebut. Seperti layanan transfer uang pada ATM BNI antar nasabah dalam satu bank atau antar bank ini tidak dapat berjalan dalam waktu yang cepat pada lokasi-lokasi tertentu berkaitan dengan kecepatan berbagai prosesor pada jaringan tersebut.
n.                  Keamanan sistem ATM BNI ini dapat diakses oleh nasabah dengan diberikannya kartu ATM sehingga nasabah dapat memanfaatkan layanan yang diberikan BNI lewat ATM. Untuk memasuki sistem ATM BNI maka kartu ATM dilengkapi kode PIN (Personal Identification Number) atau nomor identifikasi pribadi. Kode PIN ATM BNI terdapat hanya 4 angka ini memungkinkan mudah tembus oleh orang tidak bertanggung jawab.
.                   Kemampuan untuk dapat dikendalikan berbagai komputer yang terdapat pada suatu sistem bias terdiri dari tipe-tipe yang berbeda dan mungkin menjalankan sistem-sistem operasi yang berbeda pula. Kesalahan pada satu mesin bias merambat ke mesin lain dengan konsekuensi yang tidak diharapkan, seperti ini dapat terjadi pada saat pengambilan uang melalui ATM BNI ternyata ada gangguan pada komputer dikantor pusat melalui ATM BNI ternyata ada gangguan pada komputer dikantor pusat sehingga uang tidak dapat diambil pada waktu itu. Ini berarti diperlukan lebih banyak usaha untuk mengendalikan dan memelihara operasi sistem.

Dari perbandingan kedua perusahaan diatas sama- sama memanage database perusahaan dengan semaksimal mungkin untuk menghindari kekacauan akibat dari kelebihan beban akses mengingat kedua perusahaan ini memilki banyak cabang dan atm yang aktif beredar disekitar masyarakat. Walaupun sebenarnya kekacauan database juga tidak hanya karena overload dan stack server melainkan juga karena terjadinya human error ketika penginputan data. Akan tetapi untuk BCA sudah memakai datawarehouse dalam memanage databasenya. Hal ini membuktikan bahwa dalam pengelolaan database BCA lebih unggul dari BNI.

1 komentar: